Selasa, 13 Maret 2012

BUSANA DAN PERHIASAN PAES AGENG

Busana Paes Ageng :

     Kain Dodot/Kampuh berukuran 4 – 5 meter dengan lebar 2-3 meter. Motif batik yang sering digunakan adalah Sido Mukti, Sido Asih, Semen Rama, Truntum. Motif-motif tersebut mempunyai makna filosofi yang sangat bagus berupa harapan akan berlangsungnya kehidupan rumah tangga yang kekal, saling berbagi dan mengisi dengan cinta kasih dan harapan akan dikaruniai hidup sejahtera
Selain kain panjang, pengantin putri memakai pakaian dalam dan selendang kecil (udet) berupa kain sutra motif cinde. Konon motif ini merupakan lambang sisik naga, yaitu symbol kekuatan. Sumber  lain mengatakan bahwa motif cinde sebagai penghormatan kepada Dewi Sri, dewi kesuburan dan kemakmuran

Asesori Paes Ageng :
Perhiasan yang dipergunakan pengantin putri disebut pula dengan nama raja    keputren. Semua terbuat dari emas bertahtakan berlian yang dirancang dengan seni tinggi dan sangat halus. Set  perhiasan  ini berupa :
  -   Cunduk Menthul
5 tangkai bunga dipasang di atas  sanggul menghadap belakang, menggambarkan sinar matahari yang berpijar memberi kehidupan, sering juga dikaitkan dengan lima hal yang menjadi dasar kerajaan Mataram Islam ini, seperti yang tercantum dalam Kitab Suci.
  -   Pethat/sisir berbentuk gunung
Hiasan berupa sisir terbuat dari emas diletakkan di atas sanggul berbentuk seperti gunun, sebagai simbol kesakralan. Dalam mitologi Hindu, gunung adalah tempat bersemayam nenek moyang dan tempat tinggal para dewa serta pertapa.
  -   Kalung Sungsun (kalung terdiri 3 susun)
Melambangkan 3 tingkatan kehidupan manusia dari lahir, menikah, meninggal. Hal ini dihubungkan dengan konsepsi Jawa tentang alam baka, alam antara, dan alam fana
  -   Gelang Binggel Kana
Berbentuk melingkar tanpa ujung pangkal yang melambangkan kesetiaan tanpa batas
  -   Kelat Bahu (perhiasan pada pangkal lengan)
Berbentuk seekor naga, kepala dan ekornya membelit. Melambangkan bersatunya pola rasa dan pikir yang mendatangkan kekuatan dalam hidup. Dalam mitologi Jawa, Naga merupakan hewan suci yang dipercaya menyangga dunia
 -   Centhung
Perhiasan berupa sisir kecil bertahtakan berlian di letakkan diatas dahi pada sisi kiri dan kanan. Melambangkan bahwa pengantin putri telah siap memasuki pintu gerbang kehidupan rumah tangga
   -   Cincin
Menurut beberapa serat yang ditulis sejak jaman Sultan Agung seperti serat Centhini, serat Wara Iswara (Sunan PB IX) ditulis bahwa para putrid tidak diperkenankan memakai cincin di jari tengah. Karena sebagai symbol satu perintah untuk diunggulkan, yaitu milik Tuhan. Cincin di jari manis sebagai symbol untuk senantiasa bertutur kata manis. Cincin di jari kelingking symbol untuk selalu trampil dan giat dalam mengerjakan pekerajaan rumah tangga. Cincin di ibu jari sebagai symbol untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan ikhlas dan terbaik.


Parameswara Dodotan melayani pemesanan dodotan kain maupun potongan jadi gaya solo, jogja, kombinasi jogja solo, beserta patah 
juga melayani pemesanan aksesoris perhiasan pengantin dan pernik2 pengantin lainya

pemesanan hubungi kami di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar